Tes Alergi Pada Anak umumnya diperlukan saat anak mengalami gejala alergi seperti ruam kulit, batuk dan gejala lainnya.
Alergi biasanya sering dialami oleh anak-anak. Hal itu banyak dipengaruhi oleh sistem imunitas tubuh mereka yang bereaksi lebih pada alergen atau zat yang memicu alergi.
Semakin cepat alergi diketahui, maka semakin cepat alergi diobati. Sehingga dapat meminimalisir gejalanya. Maka, orang tua memiliki peranan penting dalam hal ini. Selain mereka tahu masalah pada anak, juga dapat membantu mencegah masalah kesehatan ini terjadi dengan menjauhkan anak dari alergen.
Gejala Alergi pada Anak
– Ruam Kulit
– Bersin, Hidung Tersumbat
– Batuk
– Kesulitan Bernafas
– Mata Gatal
– Sakit Perut
Alergi bisa dipicu oleh berbagai faktor baik dari makanan, minuman, iritan di dalam ruangan atau luar ruangan. Jika orang tua menemukan gejala alergi di atas pada anak, sebaiknya bawa anak Anda dokter spesialis alergi atau ke klinik yang memberikan tes alergi seperti Klinik THT Terpadu di Kota Malang.
Baca juga : Tes Alergi Di Malang – Apa Yang Perlu Dipersiapkan?
5 Jenis Tes Alergi Pada Anak yang Perlu Anda Ketahui
Ada berbagai tes alergi untuk membantu mengenali alergi spesifik pada anak, diantaranya:
1. Patch Test
Tes ini dapat menentukan jenis alergen yang menyebabkan iritasi kulit dan tepat dijika diterapkan pada anak-anak yang mengalami ruam atau gatal-gatal.
Patch Test tidak dilakukan dengan cara menaruh alergen di atas tempelan yang kemudian ditempelkan pada kulit dengan menggunakan 20-30 alergen selama 48 jam pada lengan atau punggung anak.
2. Uji Cukit Kulit
Pada tes uji cukit kulit, dokter akan menusuki kulit dengan alergen menggunakan jarum. Jika setelahnya pada kulit anak muncul benjolan kemerahan yang bengkak berarti anak memiliki alergi terhadap zat alergen tersebut.
Hal yang menarik adalah dengan tes alergi ini bukan hanya 1 alergen saja yang bisa terdeteksi, melainkan hingga 50 alergi sekaligus.
3. Tes Intradermal
Tes alergi ini sering diterapkan untuk menguji alergi penisilin atau alergi pada sengatan lebah, racun serangga atau antibiotik. Pada tes ini, dokter menyuntikan sejumlah kecil alergen di bawah kulit lengan dan memantau selama 15 menit untuk mengetahui reaksi alergi yang mungkin terjadi.
4. Tes Darah
Pada tes ini, dokter akan mengambil sampel darah anak untuk mengukur antibodi tertentu yang menyebabkan alergi. Makin tinggi kadar antiobdi, makin rentan anak memiliki alergi.
Tes darah dianggap lebih efektif untuk mengidentifikasi alergi anak terhadap makanan.
5. Food Challenge Test
Tes alergi Food Challenge ini dilakukan dengan cara memberikan satu jenis makanan tertentu saja pada anak yang mungkin dianggap sebagai alergen / pemicu alergi seperti kacang, telur, dan susu dengan jumlah yang lebih banyak.
Jika selama food challenge test ini anak merasakan alergi, berarti makanan yang diberikan itulah alergen nya.
5. Diet Eliminasi
Berbeda dengan Food Challenge Test, Tes Diet Eliminasi ini justru berkebalikan, yaitu meminta anak untuk tidak makan satu jenis makanan tertentu yang dianggap alergen / penyebab alergi.
Dari tes ini, akan dapat diketahui mana saja makanan yang menjadi alergen pada anak.