Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm yang beredar di Indonesia apa saja dan seperti apa penjelasannya?
Vaksinasi merupakan salah satu agenda pemerintah untuk mengatasi penyebaran Covid di Indonesia. Vaksinasi itu sendiri berarti proses memasukan zat tertentu ke dalam tubuh untuk merangsang antibodi supaya tidak mudah terkena virus.
Di Indonesia, sudah ada 3 jenis vaksin yang resmi dan boleh dipergunakan, yaitu Vaksin SinoVac, AstraZeneca, dan Sinopharm. Ketiganya memiliki perbedaan masing-masing.
Perbedaan Vaksin SinoVAc, AstraZeneca, dan Sinopharm
1.Vaksin SinoVac
Vaksin ini sebenarnya bernama Vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh perusahaan SinoVac asal Beijing, China. Vaksin CoronaVac termasuk dalam kategori vaksin nonaktif, yaitu jenis vaksin yang berisi virus yang sudah dilemahkan.
Vaksin CoronaVac bekerja dengan cara memicu sistem imunitas tubuh agar menghasilkan antibodi untuk melawan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh kita.
Vaksin ini termasuk vaksin yang cukup aman, walaupun ada beberapa efek samping yang umum pasca penyuntikan, seperti sakit kepala, nyeri otot yang bisa hilang kurang lebih 3 harian.
Berdasarkan hasil kerjanya, vaksin SinoVac efektif senilai 65% dengan 2 dosis penyuntikan (0,5 ml per dosis) yang dibatasi jarak 14 hari dari dosis pertama.
2. Vaksin AstraZeneca
Jenis vaksin AstraZeneca berasal dari Inggris dan memiliki efektivitas yang lebih tinggi daripada vaksin SinoVac. Cara kerjanya sama, vaksin ini bekerja dengan memicu sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan virus yang masuk.
Efek sampingnya, pasca vaksinasi AstraZeneca sebagain besar orang mengalami nyeri otot, demam, gatal, migrain, menggigil hingga muncul ruam.
Namun begitu, AstraZeneca efektif sebesar 75% melawan virus dengan penyuntikan 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak waktu 4 hingga 12 minggu.
Baca juga : Kenali 6 Cara Kerja Vaksin Sinovac Lawan Virus Corona
3. Vaksin Sinopharm
Terakhir, Vaksin Sinopharm yang pada tanggal 3 Agustus 2021 diberitakan telah tiba di Indonesia untuk tahap Ke-34, yaitu sebanyak 500 ribu Dosis Vaksin Sinopharm berdasarkan situs Covid19.go.id. Vaksin ini memiliki efektivitas paling tinggi yaitu sebesar 79 % dan sudah memiliki uji klinis fase 3 dan sudah menerima izin pemakaian darurat dari otoritas China.
Dosis vaksin Sinopharm adalah 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari. Adapun sejauh ini belum ditemukan data laporan efek samping pasca penyuntikan vaksin Sinopharm.
Dari ketiga jenis vaksin ini, dapat menghasilkan kesimpulan bahwa setiap vaksin memiliki ciri dan efektivitas berbeda. Begitu pun dengan sistem imunitas tubuh manusia yang berbeda-beda dan tentu saja efek sampingnya pun bisa berbeda-beda tiap orang.
Lihat perbedaan jenis vaksin lainnya dari video berikut.